A. Pendahuluan
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, buku-buku, alat-alat labiratorium, maupun materi-materi pelajaran.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih banyak di bandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.
Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu di perhatikan adalah ketepatan dalam memilih metode mengajar, metode mengajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Ketepatan menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran matematika.
Masalah ini seringkali menghambat dalam pembelajaran. Kurang tepatnya pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi pretasi belajar yang dicapai oleh siswa. Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat mempengaruhi adalah minat siswa dalam pelajaran matematika pada khususnya masih sangat rendah. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Para guru hendaknya terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai cara variansi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika salah satunya melalui metode discovery-inquiry. Manusia secara kodrati telah mampu berpikir untuk menghadapi problema kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan pembelajaran discovery-inquiry, yaitu mengajak siswa untuk dapat menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai fasilisator menciptakan proses belajar aktif, kreatif dan menyenangkan secara garis besar proses pembelajaran dengan discovery-inquiry.
Oleh karena itu, guru perlu melakukan inovasi pembelajaran dengan metode pembelajaran yang digunakan melalui pemanfaatan situs e-dukasi.net. Guru dituntut menyampaikan materi ajar dengan metode pembelajaran yang tepat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini.
Seiring dengan terus berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), pendidikan saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang ada untuk menghadapi permasalahan yang yang dihadapi oleh siswa. Guru sebagai pendidik juga harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif yang memacu kemandirian siswa dalam belajar
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini menempatkan posisi pendidikan sebagai penentu bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa selanjutnya. Oleh karena itu, sumbangan teknologi sebagai salah satu sumber informasi sangat besar terhadap peningkatan pembelajaran siswa khususnya di era globalisasi ini.
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran matematika menggunakan perangkat komputer sangatlah mudah digunakan untuk menyampaikan materi yang memerlukan animasi, gambar, teks, dan warna. Semua fasilitas tersebut sangatlah menarik bagi siswa untuk meningkatkan kemandirian siswa belajar di sekolah.
Pembelajaran kelas yang sangat erat dengan diktator guru, sehingga siswa menjadi statis dalam keberlangsungan pembelajaran. Oleh karena itu, obyek-obyek yag berkaitan dengan pembelajaran di kelas haruslah mendapatkan perhatian yang utuh dari guru. Obyek-obyek yang dimaksud meliputi : metode pembelajaran, ruang kelas, sarana-prasarana, dll.
B. Pembahasan
Kerangka ‘TANDUR’ (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) mencerminkan gaya mengajar progresif. Menurut De Porter, dkk (2000:88) apapun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar, kerangka ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap mata pelajaran. Kerangka ini juga memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri, dan mencapai sukses.
Penjelasan kerangka ‘TANDUR’ dan maknanya adalah sebagai berikut:
1. Tanamkan
Tumbuhkan minat belajar dalam diri siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa dalam bentuk : Apa Manfaatnya BAgiKu? (AMBAK). Dalam hal ini sertakan diri mereka dan pikat diri mereka. Penyertaan menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka, mencari tanggapan, dan mendapatkan komitmen untuk menjelajah. Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan siswa, masuklah ke alam pikiran siswa, dan bawalah alam pikiran siswa ke alam pikiran guru, yakinkan siswa mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan.
2. Alami
Ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Dengan mempelajari sesuatu dari kehidupan nyata, siswa memiliki pengalaman awal, suatu kaitan dengan konsepnya.
3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, stategi, sebuah “masukan”. Penanaman memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas dan mendefinisikan. Penanaman dibangun atas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat itu.
4. Demonstrasikan
Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu.” Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaitkan pengalamannya dengan data baru, sehingga siswa menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
5. Ulangi
Pengulangan memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan.
6. Rayakan
Perayaan merupakan ungkapan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik. Maka sudah selayaknya jika siswa telah berhasil mengerjakan tugas dan kewajiban dengan baik, maka dapat dirayakan lewat bertepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama (De Porter,dkk, 2000:89-93).
C. Penutup
Sungguh sulitnya menjadi seorang guru Matematika yang menghadapi banyak siswa dengan karakter, pola pikir, dan minat maupun kebutuhan yang heterogen. Dengan adanya Pendekatan ‘TANDUR’ diharapkan dapat membuat guru, terutama guru matematika menjadi guru yang dapat membuat aktif siswa dikelasnya, dan dapat membuat pembelajaran di kelas berpusat kepada siswa. Karena dalam Pendekatan ‘TANDUR’ terdapat Tanamkan, yang berarti Tumbuhkan minat belajar dalam diri siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa, dan menyertakan diri mereka dan pikat diri mereka dalam pembelajaran secara langsung yang dapat menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami sehingga siswa akan menyadari bahwa belajar adalah suatu kebutuhan siswa, bukan suatu keharusan.
Dalam Pendekatan ‘TANDUR’ terdapat Alami, yang berarti menciptakan dan mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Dengan mempelajari sesuatu dari kehidupan nyata, siswa memiliki pengalaman awal, suatu kaitan dengan konsepnya.
Terdapat Namai, yang berarti menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, stategi, sebuah “masukan” yang dapat memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas dan mendefinisikan. Penanaman dibangun atas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat itu.
Dalam Pendekatan ‘TANDUR’ juga terdapat Demonstrasikan, yang menyediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu.” Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaitkan pengalamannya dengan data baru, sehingga siswa menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
Ulangi, dapat memperkuat koneksi syaraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan.
Rayakan yang merupakan ungkapan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik, yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasrat siswa untuk belajar. Maka sudah selayaknya jika siswa telah berhasil mengerjakan tugas dan kewajiban dengan baik, maka dapat dirayakan lewat bertepuk tangan atau bernyanyi bersama-sama (De Porter,dkk, 2000:89-93).
Semoga usaha yang dilakukan guru dapat menjadi satu langkah maju untuk mencapai keberhasilan dalam mengajarkan matematika, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M.(1987).Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Ambarwati, Nurfika.(2006).PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SMP NEGERI 2 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2005/2006.Surakarta:UMS.
Depdikbud RI. (1996). Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Jakarta: Depdikbud.
Guruvalah.(2007). QUANTUM TEACHINGMENJADIKAN KELAS MENGGAIRAHKAN.Disajikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar